AMBON, RIMANEWS- Biaya sewa mobil untuk melayani tim kunjungan Wakil Presiden (Wapres) Boediono di Maluku pada 5-6 November 2010 oleh Bagian Protokoler Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku ternyata belum lunas Rp10,5 juta dari kesepakatan Rp16,5 juta.
Seorang supir, Freddy di Ambon, Selasa (16/11), mengatakan, dia dan dua temannya melayani tamu tim kunjungan Wapres Boediono sejak 29 Oktober-8 November 2010 dengan tarif masing-masing Rp500.000/hari, tapi baru dibayar Rp6 juta.
"Kami kemarin (Senin) petang baru dibayar Rp6 juta dan sisanya dijanjikan Kepala Tata Usaha Setda Maluku, Angel Huwae dalam tenggat waktu dekat," ujarnya.
Freddy bersama Benny Maruanaya dan Adolof Barends mengisyaratkan Anjel Huwae memberi panjar setelah mereka melaporkan masalah tersebut ke Biro Keuangan dan Aset Daerah Setda Maluku.
"Kami resah karena uang setoran ke pemilik mobil Oktober 2010 belum bisa dibayar sehingga khawatir kepercayaan majikan berkurang dan menyerahkan mobilnya ke orang lain," ujar mereka.
Mereka mengurus sewa mobil itu selama sepekan dan menginginkan masalah yang dialami tersebut jangan terulang lagi karena berkaitan dengan nasib "orang kecil" yang menggantungkan hidup pada profesi sopir pangkalan (taksi).
"Kami ini hidup dari upaya mencari dengan persaingan ketat karena semakin banyak taksi di Kota Ambon, sehingga jangan ditunda pembayaran sewa yang hanya sedikit (Rp16,5 juta)," kata mereka
Anjel Huwae belum bisa dikonfirmasi karena saat dihubungi oleh stafnya diberi tahu sedang sibuk.
Wapres Boediono berkunjung ke Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat hanya transit di Bandara Internasional Pattimura Ambon di Desa Laha yang letaknya dari pusat Kota Ambon sekitar 36 km.
Wapres ke Saumlaki untuk meresmikan kantor Bupati MTB, kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah MTB, Rumah Sakit Umum (RSU) dr PP Margreti, menyerahkan bantuan dana bergulir Rp4,2 miliar, dana sosial Rp100 juta serta bibit rumput laut. (Ant)
sumber:http://rimanews.com/read/20101116/6091/boediono-sewa-mobil-uang-sewa-belum-dibayar-lunas-memalukan
Seorang supir, Freddy di Ambon, Selasa (16/11), mengatakan, dia dan dua temannya melayani tamu tim kunjungan Wapres Boediono sejak 29 Oktober-8 November 2010 dengan tarif masing-masing Rp500.000/hari, tapi baru dibayar Rp6 juta.
"Kami kemarin (Senin) petang baru dibayar Rp6 juta dan sisanya dijanjikan Kepala Tata Usaha Setda Maluku, Angel Huwae dalam tenggat waktu dekat," ujarnya.
Freddy bersama Benny Maruanaya dan Adolof Barends mengisyaratkan Anjel Huwae memberi panjar setelah mereka melaporkan masalah tersebut ke Biro Keuangan dan Aset Daerah Setda Maluku.
"Kami resah karena uang setoran ke pemilik mobil Oktober 2010 belum bisa dibayar sehingga khawatir kepercayaan majikan berkurang dan menyerahkan mobilnya ke orang lain," ujar mereka.
Mereka mengurus sewa mobil itu selama sepekan dan menginginkan masalah yang dialami tersebut jangan terulang lagi karena berkaitan dengan nasib "orang kecil" yang menggantungkan hidup pada profesi sopir pangkalan (taksi).
"Kami ini hidup dari upaya mencari dengan persaingan ketat karena semakin banyak taksi di Kota Ambon, sehingga jangan ditunda pembayaran sewa yang hanya sedikit (Rp16,5 juta)," kata mereka
Anjel Huwae belum bisa dikonfirmasi karena saat dihubungi oleh stafnya diberi tahu sedang sibuk.
Wapres Boediono berkunjung ke Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat hanya transit di Bandara Internasional Pattimura Ambon di Desa Laha yang letaknya dari pusat Kota Ambon sekitar 36 km.
Wapres ke Saumlaki untuk meresmikan kantor Bupati MTB, kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah MTB, Rumah Sakit Umum (RSU) dr PP Margreti, menyerahkan bantuan dana bergulir Rp4,2 miliar, dana sosial Rp100 juta serta bibit rumput laut. (Ant)
sumber:http://rimanews.com/read/20101116/6091/boediono-sewa-mobil-uang-sewa-belum-dibayar-lunas-memalukan
0 comments:
Posting Komentar
"Silahkan berkomentar kawan,,, karena komentar anda sangat berarti pada blog ini, semoga bermanfaat, terima kasih ~,~"