Selasa, 25 Januari 2011

Amerika Vs Indonesia

Orde baru kalau tidak salah Indonesia berhubungan sangat erat dengan Amerika. Sampai kebijakan ekonominyapun Indonesia banyak mengadopsi Amerika. Mau tidak mau Indonesia berutang dengan Amerika. Tambang Freeport, sumber kekayaan bumi Indonesia disedot Amerika. Indonesia hanya mendapat sedikit keuntungan dari kerjasama dengan Amerika. Bangsa Indonesia mungkin tidak pernah merasakan keuntungan kerjasama dengan Amerika dalam bidang pertambangan ini. Tenaga ahli Indonesia yang bekerja di freeport tidak benar-benar menyerap strategi bisnis Amerika, tapi hanya menjadi pekerja yang harus tunduk pada aturan main perusahaan tersebut. Dalam bidang pendidikan banyak pelajar dan mahasiswa Indonesia berhasil lulus dan kemudian menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, teknik, IT. Mereka kemudian menjadi penentu kebijakan publik, menggerakkan  peraturan-peraturan dalam bidang ekonomi makro dan mikro, Menjadi profesor  yang ahli dalam strategi kebijakan ekonomi. Para ahli lulusan Amerika itu menjadi elitis ditengah keterpurukan pendidikan yang melanda mayoritas penduduk negeri ini. Tidak dipungkiri Pendidikan di Amerika jauh lebih baik dari Indonesia. Dalam segala segi ada ketergantungan kuat negara ini terhadap segala gertak amerika. Dari intervensi ekonomi, utang luar negeri, kebijakan makro ekonomi sampai pergerakan mata uang asing. dari segi keamanan regionalpun Amerika masih banyak memberi tekanan khususnya Asia Tenggara.
Bisakah Amerika dilawan?Secara teori bisa tapi pada kenyataannya Ketergantungan Indonesia pada negara Adi Daya itu masih kuat. Pembelotan dan perlawanan kepada negara super power itu hanya akan membuat perekonomian Indonesia limbung. Hutang-hutang Indonesia pada negara donor masih banyak. Dengan perlawanan secara fisik saja Indonesia kedodoran apalagi berperang dengan teknologi. Indonesia masih negara pengguna, belum pencipta.
Baru-baru ini muncul wacana perlawanan masyarakat terhadap determinasi Amerika. Banyak orang berasumsi Amerika telah menjajah Indonesia dalam segala segi. Yang sedang gress adalah tentang terorisme. Mau tidak mau harus diakui Densus 88 terbentuk karena adanya tekanan internasional untuk menumpas tuntas akar terorisme, terutama Indonesia yang disorot sebagai basis teroris.  Urgensi Amerika terhadap terorisme kuat. Densus 88 mendapat pelatihan dari ahli intelijen dari Amerika. Kemampuan mempersempit gerak teroris diakui positif. Densus 88 selama beberapa tahun ini telah banyak mematikan gerak gembong teroris semacam DR. Ashahari, Menangkap Otak Bom Bali seperti, Imam Samudra, Nurdin M Top sampai Dulmatin atau Joko Pitono yang baru-baru ini ditembak di daerah Pamulang. akar terorisme seperti hembusan nafas bangsa ini yang mayoritas Muslim dan banyak terbelah antara mengutuk Amerika ataukah menerima Amerika seperti negara-negara lain.
Kalau Muslim Indonesia(HTI dan Islam Fundamentalis) melarang Presiden Amerika datang sebab mereka memandang Amerika adalah negara pembantai Muslim, demi solidaritas mereka harus menentang apapun gerak Amerika termasuk uluran jabat tangan perdamaian kepada umat muslim di dunia. Amerika dulu adalah negara yang bisa saja bergerak untuk mencampuri urusan rumah tangga negara lain, tapi Amerika sekarang di bawah pemerintahan Obama memandang Amerika harus merangkul semua bangsa menjadi mitra untuk menuju perdamaian yang lebih nyata. Mereka juga harus membenahi perekonomian sendiri yang kocar-kacir, terhantam krisis. Meskipun nyatanya Obama selalu berusaha jujur bahwa tanpa rakyat dia bukan apa- apa, ia bukanlah manusia setengah dewa yang sempurna seperti pidatonya yang mengguncang dunia sewaktu kampanye dan pelantikan.
Kenapa saya membuat judul Provokatif Amerika VS Indonesia, Amerika menapaki krisis dalam negerinya dengan harapan besar dan kepercayaan pada gerak dan kesigapan Presidennya.  Obama terus bertekat dengan semangat pembaruannya memerangi kemiskinan dan dan krisis akut yang ditinggalkan oleh pendahulunya. Prioritas utama adalah membangun kembali perekonomian dalam negeri. Indonesia membuka seluas-luasnya perdagangan regional, menyilahkan pekerja-pekerja luar negeri mengaduk-aduk lahan pekerjaan masyarakat. Buruh-buruh sekarat karena pabrik- Pabrik banyak dialihkan ke China dan Vietnam. Amerika bergerak melawan diri sendiri, Indonesia bangga dengan kemampuannya berbelanja dan menggunakan teknologi canggih hasil karya negara lain, tidak berusaha memproteksi produksi negara lain seperti China malah mempersilahkan produknya mengaduk-aduk produksi dalam negeri.
Sebagian kecil masyarakat curiga apapun gerak Amerika, tapi tidak sadar saat demo mereka memakai produk negara super power tersebut. Teroris mengecam dan melawan Amerika tapi menggunakan teknologi ciptaan Amerika untuk berkomunikasi dan berperang. Kepintaran Indonesia adalah membajak karya cipta, Amerika berusaha menjadi Pencipta dan ikon modernitas. Indonesia berusaha melawan intervensi Amerika dalam teknologi tapi tidak mau berusaha menciptakan varian teknologi untuk bisa menyaingi Amerika. Indonesia getol teriak-teriak pada dunia bahwa Amerika adalah negara pelanggar HAM dan penjahat perang karena telah menghancurkan Irak, Afganisthan dan negara berkembang lain yang berusaha mengadakan perlawanan terhadap Amerika. Indonesia sendiri tengah sibuk untuk melindungi demo-demo anarkhis (kaum intelektual;mahasiswa) dan kaum pembalak-pembalak yang menghancurkan alam. Kemiskinan Indonesia membuat Indonesia jumpalitan membenahi perekonomian yang morat-marit, sifat malas yang membuat tiap hari gelandangan bertambah di kota-kota.
Kenapa sibuk mencurigai Amerika kalau untuk mengatur diri sendiri saja masih susah. Kesenjangan sosial, kemunduran moral, korupsi yang menggila, akhlak yang tergerus. agama yang menjadi biang konflik, pendidikan yang pelan-pelan tapi pasti mengalami kemunduran itu yang harus dilawan.
Ambil positifnya dari Amerika, buang jauh-jauh  pengaruh negatifnya  seperti rasisme, kapitalisme, hedonisme. Ekspos keragaman budaya Indonesia yang nyata-nyata lebih unggul dari Amerika, sifat ramah-tamah dan kegotongroyongan yang mampu membawa kemakmuran dan keadilan. Kalau cuma modal teriak dengan demo-demo turun jalan menentang kedatangan Amerika itu pekerjaan kontra produktif.
Amerika saat ini sedang melawan diri sendiri, Indonesia pun sama tengah berkutat dengan persoalan yang membelit seperti kasus Century yang tidak kunjung selesai, tata kota yang silang sengkarut, pemerintahan yang masih jauh dari efektif. Fungsi Yudikatif yang belum menyentuh rasa keadilan, korupsi yang sudah mengakar kuat dalam budaya masyarakat. Bila negara sendiri sudah kuat, ekonomi maju, bahan mentah sudah bisa diolah sendiri, Spare part perangkat lunak teknologi tinggi sudah bisa diproduksi sendiri tanpa bantuan negara lain. Sandang pangan sudah bisa dipenuhi diri sendiri suatu saat Indonesia bisa menggertak  siapa saja termasuk Amerika sekalipun. Siapkah?
Ign Joko Dwiatmoko

sumber:http://sosbud.kompasiana.com/2010/03/18/amerika-vs-indonesia/

0 comments:

Posting Komentar

"Silahkan berkomentar kawan,,, karena komentar anda sangat berarti pada blog ini, semoga bermanfaat, terima kasih ~,~"

  • Template
  • By
  • My FacebookHerytab
  • xxx