"Kebangkitan bangsa-bangsa Islam di Timur Tengah merupakan indikasi dari kebangkitan Islam dan tidak diragukan lagi fenomena tersebut merupakan salah satu konsekuensi dari Revolusi Islam."

Hal itu dikemukakan hari ini (13/3) oleh Menteri Dalam Negeri Republik Islam Iran, Mostafa Mohammad Najjar, dalam pidatonyadi di depan warga di utara Propinsi Gilan. Ditambahkannya bahwa musuh revolusi Islam di kawasan berupaya untuk mempengaruhi kebangkitan dan gerakan rakyat regional itu serta membajaknya melalui plot dan slogan-slogan "hak asasi manusia".

Najjar menegaskan bahwa musuh takut Revolusi Islam Iran menjadi model bagi negara-negara lain, karena selama tiga dekade terakhir Revolusi Islam Iran mencapai prestasi signifikan.

Dia menekankan bahwa Revolusi di Iran bukan hanya fenomena teoritis tetapi peristiwa realistis yang berasaskan dasar-dasar Islam dan konstitusi negara yang membawa kehormatan dan kemenangan di berbagai bidang termasuk ilmu ruang angkasa, energi nuklir dan stem sel.

Dalam dua bulan terakhir, gerakan kebangkitan telah menyebar di seluruh dunia Arab.

Bulan lalu di Tunisia, kemarahan rakyat akhirnya berhasil menumbangkan kekuasaan rezim despotik Zine El Abidine Ben Ali dan memaksanya lari ke Arab Saudi.

Pada 11 Februari revolusi jutaan umat di Mesir, yang dimulai sejak 25 Januari, berakhir menggilas kekuasaan diktator dukungan Amerika, Hosni Mubarak.

Kini aksi protes dan gerakan revolusi serupa terjadi di Libya, Bahrain, Yaman, Arab Saudi, Aljazair, Yordania dan Oman, dan bahkan Kuwait.(IRIB/MZ)



************************************************** **************
__________________________________________________ _____________________




Gates Akui Iran Tidak Mencampuri Kebangkitan Rakyat Timur Tengah

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Robert Gates kemarin (12/3) setelah bertemu dengan Raja Bahrain, mengakui tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Republik Islam Iran berada di balik instabilitas di Bahrain dan negara-negara lain di kawasan.

Kantor berita Fars melaporkan, Gates berharap pemerintah Bahrain dapat segera memulihkan kondisi dan mewujudkan reformasi. Seraya mengakui tidak adanya bukti terkait keterlibatan Iran di balik instabiltias di Bahrain dan di negara-negara regional, Gates menyatakan bahwa Tehran tetap dapat mengintervensi politik Bahrain.

Mayoritas rakyat Bahrain bermazhab Syiah yang selama beberapa pekan terakhir bangkit memprotes rezim monarki menuntut perubahan undang-undang dan pengakhiran kekuasaan rezim monarki.

Sejak dimulainya kebangkitan rakyat di Timur Tengah, Amerika Serikat mulai mengirim para diplomatnya ke negara-negara regional dalam rangka mengontrol kondisi. Washington khawatir kepentingannya di kawasan terancam.

Gates menilai reformasi yang telah dilakukan oleh pemerintah Bahrain tidak cukup dan harus dilakukan reformasi lebih mendasar di negara itu.

Amerika Serikat memiliki sejumlah pangkalan militer di Bahrain dan dikhawatirkan transformasi terbaru di negara itu akan membahayakan keberadaan pangkalan AS. (IRIB/MZ)


sumber :
http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=31334 :gates-akui-iran-tidak-mencampuri-kebangkitan-rakyat-timur-tengah&catid=17:berita3&Itemid=18

__________________________________________________ ____________
Abad ini adalah abad kebangkitan kaum tertindas! {Ayatullah Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini}