Minggu, 03 Juli 2011

Iran Siap Luncurkan Jet Tempur Baru Saingan F/A-18




Angkatan Udara Republik Islam Iran telah meluncurkan sebuah proyek untuk merancang dan membuat jet tempur tercanggih di negara itu.

Brigadir Jenderal Mohammad Reza Karshki kepada kantor berita Fars mengatakan bahwa Angkatan Udara Iran akan menggalang kerjasama dengan Departemen Pertahanan dalam proyek tersebut dan saat ini proyek itu masih berada pada tahap awal.

Komandan senior Angkatan Udara Iran itu menambahkan bahwa proyek pesawat tempur baru tersebut adalah generasi baru dari jet temput buatan pertama Iran Saeqeh (Thunderbolt) dengan fitur yang disempurnakan.

Menurut laporan Press TV, kemampuan jet tempur baru Iran itu mirip dengan pesawat tempur F/A-18 buatan AS namun penampilannya mirip dengan F-5E/F Tiger II.

Pesawat pembom berkursi tunggal itu memiliki kemampuan untuk melacak pesawat musuh, terlibat dalam pertempuran, membidik target di darat, dan membawa berbagai jenis senjata dan peledak.

Pada September 2010, Iran meluncurkan skuadron pertama dari pesawat pembom Saeqeh dalam suatu manuver pertunjukan udara.




************************************************** **************
__________________________________________________ _____________________





Agen CIA: Iran Imperium Baru di Teluk Persia

Robert Baer, mantan petinggi Dinas Intelijen AS (CIA) mengatakan, transformasi terbaru di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara mengokohkan posisi Republik Islam Iran.

"Jika kita menengok realitas yang terjadi di Irak, Lebanon dan Bahrain maka kita dapat menyaksikan bertambahnya kekuatan Iran," demikian kata Baer seperti dilaporkan IRNA.

Di salah satu bukunya, Baer mengkaji perubahan Iran menjadi salah satu kekuatan besar di kawasan. Menjawab pertanyaan apakah transformasi regional terbaru mengubah pendapatnya, Baer menandaskan, saat ini Iran telah mengirim dua armara lautnya melintasi Terusan Suez dan ditempatkan di Laut Mediterania. Hal ini malah menguatkan pendapat saya soal kekuatan Iran.

Menyikapi runtuhnya rezim-rezim Arab yang bergantung pada Amerika dan dampaknya bagi kebijakan luar negeri serta keamanan AS, Baer mengatakan, runtuhnya rezim yang mengandalkan uang untuk menyelesaikan krisis internal harus sudah dipahami sejak dulu oleh Barat bahwa mereka telah kehilangan sekutu lamanya. Ambruknya rezim-rezim ini berperan dalam perubahan struktur kekuatan di kawasan.

Baer pernah menjabat sebagai pengamat dan salah satu direktur CIA antara tahun 1876-1977. Terkait profesinya ini, Baer juga sempat menulis sejumlah buku. Selama bekerja untuk CIA, ia pernah ditugaskan di Irak utara, Maroko, Lebanon, Sudan, Perancis dan India.

Agen CIA ini keluar dari dinas intelijen AS tahun 1997 dengan dalih tidak mampu meyakinkan pemerintahan Clinton untuk mendukung aksi demo rakyat Irak menentang diktator Saddam Hussein. Ia juga menguasai sejumlah bahasa seperti Arab, Persia, Perancis dan Jerman.

Dalam bukunya, Baer menulis, Iran saat ini tengah berubah menjadi imperium di kawasan Teluk Persia dan kekuasaan besar Tehran ini harus diterima sebagai realita. Ditambahkannya, Amerika tidak memiliki pilihan kecuali harus bersedia berdamai dengan Iran dan berdialog dengan negara ini. Tak hanya itu, Washington juga harus membatalkan sanksi sepihaknya terhadap Tehran. (IRIB/IRNA/MF/AR)


sumber:
http://indonesian.irib.ir/index.php?...line&Itemid=88


__________________________________________________ ____________
Abad ini adalah abad kebangkitan kaum tertindas! {Ayatullah Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini}

0 comments:

Posting Komentar

"Silahkan berkomentar kawan,,, karena komentar anda sangat berarti pada blog ini, semoga bermanfaat, terima kasih ~,~"

  • Template
  • By
  • My FacebookHerytab
  • xxx