Persatuan di bawah Bayangan Revolusi Islam


Konferensi Persatuan Internasional yang setiap tahunnya digelar di Tehran, Iran merupakan simbol persatuan umat Islam. Konferensi ini digelar di bulan kelahiran Rasulullah Saw dan diikuti oleh berbagai kalangan mazhab dan tokoh agama. Dalam konferensi ini mereka memiliki satu tujuan. Konferensi persatuan ini diprakarsai oleh Forum Internasional Pendekatan Antar-Madzhab dari Iran. Panitia mengundang berbagai cendikiawan dan tokoh agama dari berbagai negara untuk bersama-sama merundingkan persatuan Dunia Islam dan upaya merealisasikannya. Mereka juga mengkaji solusi guna menyelesaikan kendala yang dihadapi umat Islam.

Konferensi persatuan yang digelar selama beberapa kali di Iran hingga kini diikuti oleh pemikir, cendikiawan dan ulama baik dari kalangan Sunni maupun Syiah dari berbagai belahan dunia. Di antara hasil positif pertemuan ini adalah meningkatnya semangat pendekatan pemikiran dan masyarakat Islam, menyelesaikan kendala umat Islam, menyelesaikan sejumlah friksi antar mazhab Islam serta memberi dukungan terhadap kelompok minoritas.

Namun demikian Konferensi Persatuan Internasional ke 24 kali ini yang digelar pada 19-21 Februari 2011 sedikit berbeda. Pasalnya kebangkitan Islam baru-baru ini di kawasan Timur Tengah yang menjadi acuan konferensi membuat para peserta semakin antusias. Tak diragukan lagi bahwa transformasi terbaru di negara Arab yang kita saksikan saat ini merupakan gelombang kebangkitan Islam yang semakin luas.

Meluasnya kebangkitan rakyat di Timur Tengah akibat kegagalan pemerintahan yang bergantung pada Barat menunjukkan kegagalan politik anti Islam. Di sisi lain, maraknya Islamphobia dan dukungan terhadap kubu sekular untuk berkuasa merupakan upaya untuk mencegah terulangnya kembali revolusi Islam seperti di Iran. Pasalnya revolusi Islam di Iran yang terjadi 32 tahun lalu mempercepat kebangkitan Islam di seluruh dunia. Kebangkitan rakyat Iran dengan bersandar pada Islam berhasil menggulingkan rezim despotik dan mengakhiri pengaruh AS serta kroni-kroninya di negara ini.

Meski dinas rahasia Barat berusaha keras mencegah tersebarnya pemikiran revolusi Islam beserta pengaruhnya di dunia, namun gelombang besar kebangkitan rakyat Timur Tengah mengindikasikan pesatnya gerakan anti strategi arogan kekuatan besar dunia. Ketua Parlemen Republik Islam Iran, Ali Larijani saat membuka Konferensi Persatuan Internasional mengisyaratkan upaya keras Barat membendung kebangkitan Islam.

Dikatakannya, kebangkitan rakyat membuat pengaruh Barat di kawasan terancam. Dalam kondisi seperti ini kita harus mencegah Barat untuk menamcapkan kukunya kembali di kawasan dengan memanfaatkan friksi-friksi. Menurut Larijani, metode Barat dalam hal ini dengan membuka front baru bagi muslimin yang tengah bangkit. Oleh karena itu menurutnya umat Islam saat ini lebih membutuhkan persatuan dibanding dengan waktu-waktu sebelumnya.

Menyikapi kebijakan Republik Islam Iran terhadap kelompok Islami, Larijani menandaskan, Iran bangga atas revolusi rakyat Mesir dan Hamas dari kubu Sunni dan Hizbullah Lebanon dari kelompok Syiah. Menurut ketua parlemen Iran, masalah Iran bukan antara Syiah dan Sunni. Kebijakan Iran menentang pengaruh AS dan Israel atas bangsa-bangsa kawasan.

Sekjen Forum Internasional Pendekatan Antar Mazhab Islam, Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri saat membuka Konferensi Persatuan Internasional menandaskan, Barat di kawasan dan Dunia Islam tengah berusaha meloloskan tiga ambisinya, menebarkan fitnah dan mencerai-beraikan Dunia Islam, mempertahankan keterbelakangan umat Islam dan memisah agama dari kehidupan. Namun Republik Islam adalah jawaban atas ambisi Barat dan mencegah terealisasinya tujuan busuk tersebut.

Ayatullah Taskhiri menambahkan, Revolusi Islam menyerukan persatuan. Dan persatuan ini sangat tampak dalam syiar-syiar Imam Khomeini, undang-undang dasar dan pidato Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Pemerintahan Islam pasca kemenangan revolusi berhasil mencapai kemajuan di bidang sains yang cukup pesat. Karena pemerintahan ini sangat menekankan produksi sains. Republik Islam Iran juga menjadi lawan utama sekularisme. Ajaran agama di negara ini menjadi urat nadi kehidupan. Oleh karena itu wajar jika pesan-pesan relijius revolusi pemerintahan Islam sangat mudah merasuk ke sanubari setiap manusia.

Dr. Kamal Halbawi, anggota senior Ikhwanul Muslimin dalam pidatonya menyebut kebangkitan rakyat Mesir mengikuti seruan al-Qur'an untuk menegakkan keadilan dan kebebasan. Ia menandaskan, seluruh slogan kebangkitan rakyat Mesir bersumber dari ruh Islam. Al-Qur'an menyebutkan bahwa seluruh mukmin harus bersatu dan saling menghormati. Dengan kemurahan Allah swt, umat mukmin berhasil menumbangkan diktator serta menjalin hubungan dengan saudara seiman lainnya. Kini jalur penyeberangan Rafah menuju Jalur Gaza telah dibuka. Tembok pemisah antara Mesir dan Palestina kita tidak berfungsi. Dua bangsa, Mesir dan Palestina kini bersatu.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Kamal Halbawi mengkritik sikap cendikiawan yang bertentangan dengan ulama Mesir. Dikatakannya, ulama Islam harus seperti Imam Khomeini dan Imam Khamenei yang berperan dalam mengarahkan opini publik bangsa. Kita harus memanfaatkan konferensi ini untuk menggalang persatuan negara-negara Islam serta kita harus membentuk umat yang satu.

Anwar Wardah, cendikiawan asal Suriah dalam pidatonya mengatakan, ulama dan cendikiawan harus melatih kreatifitas tulisannya di berbagai bidang. Mereka harus mulai menulis cerita dan roman untuk mendekatkan antar mazhab serta kelompok Islam. Buku-buku tentang bahaya strategi adu domba musuh harus banyak ditulis dan disebarkan. Ulama dan cendikiawan juga memikul tugas berat untuk membongkar program serta peran baik langsung maupun tidak musuh umat Islam.

Di bagian lain pidatonya, Anwar Wardah menyebut penting fatwa terbaru Rahbar terkait pengharaman mencaci sahabat Rasulullah dan menghina istri-istri beliau. Ia menekankan, fatwa Rahbar dan pidato beliau sangat berkesan di hati para ulama dan cendikiawan muslim. Fatwa Rahbar ini juga berhasil membungkam para pendusta agama, ungkap Anwar Wardah.

Dr. Ali Ramadhan Al-Awsi, ketua Islamic Center London dalam pidatonya menandaskan, pendekatan antar mazhab memiliki musuh, namun sebelum bergerak kita harus mendukung hasil gemilang upaya ini. Hal inilah yang mendorong kita dari berbagai negara untuk hadir dalam forum ini. Ia menambahkan, jika kita mengamati berbagai kendala dan ancaman Islamphobia maka kita harus merevisi pola pikir kita. Karena Barat mempropagandakan Islam sebagai agama kekerasan, anti perdamaian,anti perempuan dan anak-anak serta menolak hidup berdampingan secara damai dengan umat lain. Apakah ini bukannya ancaman besar dan menjadi faktor pendorong untuk kita berkumpul mendekatkan pandangan dan menggalang persatuan, tambah al-Awsi.

Ia menjelaskan, persatuan merupakan dasar kehidupan duniawi. Beragam jalan terbentang di depan kita untuk berdialog dan menghormati mazhab orang lain dengan menahan diri untuk tidak saling mengkafirkan dan menghina kesucian pihak lain. Ayat-ayat suci al-Qur'an banyak menjelaskan persatuan dan persaudaraan serta bersikap netral. Karena Allah swt menyebut kita sebagai umat netral. Menyikapi radikalisme dan adu domba di tengah umat Islam, al-Awsi mengatakan, saya hidup di Inggris dan saya sering menyaksikan muslim radikal yang berusaha merusak upaya pendekatan antar mazhab. Jika kita mengamati berbagai kendala dan ancaman Islamphobia maka kita harus merevisi pola pikir kita. Kita harus bersatu. Sangat disayangkan khatib-khatib shalat Jum'at jarang menyeru persatuan. Namun sebaliknya, mimbar-mimbar shalat Jum'at justru menjadi ajang untuk mengadu domba umat Islam.

Di akhir Konferensi Persatuan Internasional ke 24 ditekankan kemenangan terbaru umat Islam. Di statemen konferensi ini juga ditegaskan pentingnya kebersamaan para ulama dan cendikiawan dengan rakyat. Hal ini juga ditekankan oleh Rahbar dalam berbagai pidatonya. Rahbar dalam pertemuan dengan masyarakat, duta besar, dan perwakilan dari negara-negara Islam, serta para pejabat tinggi dan militer Iran menandaskan,"Jika kaum Muslim mampu memperkenalkan Islam dengan baik melalui ucapan dan perilaku mereka, maka pasti kecenderungan terhadap Islam akan mendunia, dan tentu masalah ini membuat tugas umat Islam dalam membenahi pemikiran dan perilaku mereka semakin berat."

Ayatullah Khamenei menuturkan bahwa hal-hal yang dapat disaksikan dari kebangkitan di sejumlah negara Islam termasuk Mesir dan Tunisia, merupakan tanda-tanda dari kemarahan umat manusia. Rahbar menekankan, "Kaum imperialis dunia mencampuri urusan kehidupan, ekonomi, pemahaman, budaya, dan perspektif masyarakat, serta menyesatkan mereka, yang hasilnya adalah kehidupan berada dalam kegelapan, padahal kegelapan bertentangan dengan fitrah manusia." Beliau mengatakan, "Namun pada akhirnya fitrah manusia akan bangkit seperti yang tengah terjadi di dunia."

sumber:
http://indonesian.irib.ir/index.php?
option=com_content&view=article&id=29948&Itemid=18


__________________________________________________ ____________
Abad ini adalah abad kebangkitan kaum tertindas! {Ayatullah Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini}