Sejumlah pohon di tepi lahan pertanian yang terendam air di Desa Sindh, Pakistan, diselimuti oleh jaring laba-laba sehingga terlihat seperti kepompong raksasa. Fenomena ini diyakini sebagai akibat dari banjir besar yang melanda Pakistan pada tahun 2010, yang mendorong laba-laba bergerak ke pepohonan tersebut untuk membangun sarang mereka.
Kejadian ini diawali bulan Juli tahun lalu, dimana curah hujan yang turun selama seminggu di Pakistan hampir sebesar 10 tahun, yang mengakibatkan meluapnya sungai di negara tersebut. Air yang meluap tersebut lamban surut, sehingga menciptakan genangan kolam besar di desa tersebut.
Menurut Russell Watkins, editor multimedia U.K.’s Department for International Development (DFID) yang mengambil foto-foto pohon-pohon tersebut, penduduk Desa Sindh mengatakan mereka belum pernah melihat fenomena banjir seperti pada tahun 2010 lalu.
Pada puncak krisis, wilayah banjir di seluruh Pakistan meliputi wilayah sebesar Inggris. Menurut pemerintah Pakistan, hamper 2000 orang tewas dan 20 juta orang menjadi korban.
Akibat banjir tersebut, semua vegetasi yang ada di atas tanah terpengaruh, termasuk setiap jenis pohon dan semak. Namun yang tidak biasa adalah munculnya jaring laba-laba di pohon yang terlihat seperti kepompong yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Beberapa ilmuwan telah melaporkan jaring-jaring yang serupa di bagian lain dunia, khususnya di daerah tropis. Misalnya pada tahun 2007 seorang pengawas di Danau Tawokoni di Texas menemukan jaring laba-laba raksasa di antara pepohonan.
<p>Your browser does not support iframes.</p>
Watkins mengatakan dia tidak mengetahui jenis laba-laba apa yang menyebabkan fenomena di Desa Sindh. Tapi dalam kasus Danau Tawokoni, para ilmuwan menyebutkan bahwa ada puluhan spesies laba-laba yang memintal jaring komunal tersebut.
Jaring laba-laba di pepohonan tersebut menimbulkan dua efek bertolak belakang. Di satu sisi membunuh pohon-pohon yang tertutup jaring laba-laba, mungkin karena kurangnya jumlah sinar matahari yang mencapai daun mereka. Namun, jaring-jaring tersebut juga tampak membantu menjebak banyak nyabuk di wilayah tersebut, sehingga mengurangi resiko malaria. Biasanya setelah banjir, sisa air yang tergenang memberi kesempatan bagi nyamuk untuk berkembang biak. Tetapi penduduk Desa Sindh melaporkan nyamuk jauh lebih sedikit daripada yang diperkirakan setelah krisis banjir tersebut.
Namun, kematian banyak pohon akibat tertutupi jaring laba-laba menimbulkan masalah baru bagi penduduk Desa Sindh. Desa itu menjadi sangat panas di musim panas, dan sangat sedikit tersedia daun penutup alami untuk digunakan sebagai naungan.Tanpa adanya pohon di jalanan dan ladang, hanya ada sedikit perlindungan dari matahari musim panas.
Sebagian besar banjir di Sindh dan wilayah sekitarnya kini telah surut, dan orang-orang secara perlahan kembali ke sisa-sisa kota dan desa mereka.
“Hampir 90 persen dari populasi pengungsi di Pakistan telah kembali, namun sebagian besar masyarakat yang ada di sana benar-benar hancut”, kata Watkins.
Sumber
0 comments:
Posting Komentar
"Silahkan berkomentar kawan,,, karena komentar anda sangat berarti pada blog ini, semoga bermanfaat, terima kasih ~,~"