Tidak dapat dipungkiri, pada abad 21 ini pacaran dikalangan remaja bukanlah hal yang dianggap tabu. Hampir sebagian besar dari para remaja yang sekaligus siswa ini telah dan pernah berpacaran. Tidak hanya di kota-kota besar, fenomena pacaran dikalangan siswa telah ‘merambah’ ke siswa-siswi yang bersekolah di desa. Lalu bagaimana pengaruhnya didalam segi prestasi akademik mereka?
Banyak siswa mengatakan bahwa pacaran bisa meningkatkan semangat belajar mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai dari pelajaran-pelajaran mereka. Selaras dengan hubungan berpacaran mereka yang sedang hangat-hangatnya, prestasi mereka di kelas pun secara langsung maupun tidak langsung baranjak naik. Pelajaran-pelajaran terasa begitu ringan dan mudah untuk mereka masukkan ke otak. Hal ini berlaku bagi mereka, pasangan muda-mudi yang cukup dewasa dan bijak dalam berpacaran. Namun bagaimanakah kalau malah sebaliknya?
Berbicara tentang berpacaran, tidak selalu berbicara tentang kesenangan dan kebahagiaan. Ada kalanya pasangan yang berpacaran terlibat dalam suatu masalah (pertengkaran). Hal ini sedikit banyak mempengaruhi fikiran mereka, tak terkecuali siswa. Masalah mereka dengan pasangannya, bisa saja mereka bawa kemana-mana, tak terkecuali ke sekolah. Kemana pun mereka pergi, mereka selalu ingat dengan masalah yang terjadi, sehingga mereka begitu berat untuk memikirkan yang lainnya, dalam hal ini pelajaran. Yang akhirnya berdampak pada hasil nilai akademik mereka. Tak berhenti hanya disini saja, apabila masalahnya terlalu serius, hal ini bisa membuat mereka stress dan tak berfikir panjang, yang akhirnya menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang negatif, semisal narkoba, atau bahkan mereka ingin bunuh diri. Naudzubillah !
Siswa berpacaran bagaikan pisau bermata dua, bisa kita gunakan untuk menyerang lawan, namun juga bisa menyerang diri kita sendiri. Kalau ada yang bertanya, perlukah seorang siswa berpacaran? Tentu banyak orang akan menjawab, tidak perlu. Namun, kalau mereka bertanya kepada saya, perlukah kamu sebagai siswa berpacaran? Tentu saya akan menjawab, PERLU !! Alasannya, saya berpendapat masa muda tidak harus melulu di isi dengan belajar. Perlulah kita sedikit melakukan hal-hal indah bersama orang yang kita sayangi, agar pada hari tua nanti, kita bisa mengingat saat-saat indah ini. Walaupun banyak orang tua menentangnya, namun mereka pasti setuju (atau mungkin menyesal karena tidak merasakannya pada waktu muda) bahwa inilah waktu yang indah buat kita, kami para remaja untuk mengukir kanangan-kenangan indah kami yang tinggal beberapa saat ini. Kenangan-kenangan indah akan sebuah prestasi (yang hanya dirasakan oleh segelintir siswa), serta kenangan-kenangan indah saat berpacaran (yang dirasakan oleh lebih banyak siswa) yang kelak akan membuat kami tersenyum di suatu saat nanti.
Dari uraian yang cukup panjang di atas, kesimpulan saya ialah, bahwa pacaran menurut saya diperlukan. Asal kita bisa menjalaninya dengan baik, pacaran bukanlah suatu masalah. Pacaran adalah sebuah pilihan. Dan ini saya rasa bisa berjalan selaras dengan pelajaran-pelajaran kita di sekolah, asalkan kita cukup cerdik dan dewasa menjalankannya.
sumber:http://arekprambon.blogspot.com/2011/02/fenomena-pacaran-di-kalangan-siswa.html
0 comments:
Posting Komentar
"Silahkan berkomentar kawan,,, karena komentar anda sangat berarti pada blog ini, semoga bermanfaat, terima kasih ~,~"