Menukil dari saksi mata di lapangan, Reuters menulis, para pengunjuk rasa melempar barang-barang dari dalam gedung keluar sebagai bentuk protes mereka terhadap pemerintah.
Di bagian lain dari laporannya, Reuters menyebut sebagian pengunjuk rasa berhasil memasuki kantor partai berkuasa di Mesir, Partai Nasional Demokrat (NDP) di kota Tanta. Sementara di kota lain di selatan Mesir, para pengunjuk rasa berhasil membakar gedung partai pemerintah ini.
Di Kairo sendiri Reuters melaporkan terjadinya kebakaran hebat di ibukota Mesir ini.
Kairo dan pelbagai provinsi di Mesir hari ini menyaksikan aksi demonstrasi besar-besaran dari rakyat yang menuntut lengsernya Hosni Mubarak, Presiden Mesir.
Menyaksikan situasi yang semakin sulit dikendalikan, akhirnya pemerintah Mesir melalui saluran resmi Televisi Mesir mengumumkan situasi darurat mulai jam 6 sore hari ini hingga jam 7 pagi besok, Sabtu di kota-kota besar Mesir seperti Kairo, Iskandariyah, dan Suez(IRIB/SL/28/1/2011)
Ikut Ben Ali, Hosni Mubarak Minta Suaka Kepada Raja Abdullah
"Kebanyakan pasukan keamanan Mesir saat ini memihak rakyat dan menolak melaksanakan segala perintah komandannya," tambah situs Suriah ini.
Sementara itu, disebutkan juga bahwa Hosni Mubarak telah meminta Ahmad Fathi Sorour, Ketua Parlemen Mesir untuk mengatur negara bila ia meninggalkan negara ini.
Sebelumnya telah tersebar berita mengenai larinya Gamal Mubarak, putra Hosni Mubarak ke London, Inggris karena takut akan demonstrasi luas yang dilakukan di seluruh negeri. (IRIB/SL/28/1/2011)
Menhan Mesir Diam-Diam Temui Obama
Sementara itu, Obama dalam pernyataannya terkait perkembangan terbaru di Mesir bersikap seakan mendukung para demonstran. Bahkan Obama seakan menyudutkan pemerintah Mubarak dan memintanya untuk melakukan perubahan. Sejumlah analis politik menyatakan bahwa pernyataan Obama itu dapat diibaratkan sebagai pengakuan Washington akan kekalahannya di Timur Tengah.
Majalah Foreign Policy dalam laporannya (26/1) membahas kondisi lima negara Arab yang diperkirakan akan menghadapi gelombang protes massif pasca tumbangnya rezim diktator Tunisia pimpinan Zine Al-Abidine Ben Ali. Kelima negara itu adalah Mesir, Aljazair, Libya, Sudan dan Jordania. (IRIB/ AR/29/1/2011)
VOP Datangi Kedubes Mesir di Indonesia
Bagian statmen lainnya menyebutkan, "Aksi unjuk rasa depan Kedubes Mesir ini bertujuan memberikan dukungan moril kepada rakyat Mesir, sekaligus belasungkawa atas para martir keadilan yang gugur di sana. Kami meminta otoritas Mesir untuk menghargai hak-hak manusia dalam menangani gejolak politik Mesir dan menghormati kehendaknya rakyatnya." (IRIB/AR/29/1/2011)
Sekjen PBB Sebut Mubarak Tak Bertanggung Jawab
"Pemimpin memiliki tanggung jawab untuk mendengarkan dan memperhatikan keinginan rakyat mereka sendiri," katanya Ban, Sabtu (29/1/2011).
Hingga kemarin malam (28/1/2011), Mubarak belum muncul di televisi lokal Mesir untuk memberikan pernyataan resmi sebagai bentuk tanggung jawab atas kondisi di Mesir. (IRIB/AR/29/1/2011)
Rumah Elbaradei Dikepung Polisi Mesir
Berdasarkan laporan tersebut, delapan orang tewas dan lebih dari 1.000 orang ditahan dalam aksi protes yang digelar sejak empat hari lalu. (IRIB/AR/29/1/2011)
Hadapi Krisis Mesir, AS dan Israel Turun Tangan
Rezim Zionis Israel yang selama ini selalu diuntungkan dengan kebijakan Kairo juga melakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi runtuhnya rezim Mubarak. Radio Sharq yang ditayangkan dari Oslo, ibukota Norwegia, juga melaporkan AS telah membentuk Kamar Operasi Luar Biasa yang mengkaji dan menyikapi kondisi yang terjadi di Mesir . Laporan itu juga menyebutkan, Tel Aviv membentuk tim khusus untuk mengkaji dan memberikan masukan ke rezim Mubarak untuk menghadapi para pendemo. (IRIB/AR/29/1/2011)
Jum’at Bersejarah di Mesir
Polisi Mesir dalam dua hari terakhir menangkap sedikitnya 500 orang di berbagai wilayah negara ini. Hal ini menyusul peringatan pemerintah terkait aksi demo. Polisi Mesir dilaporkan menangkap orang-orang tersebut karena tidak mengindahkan peringatan Departemen Dalam Negeri yang melarang segala bentuk aksi demo.
Sumber keamanan Mesir melaporkan, 90 orang ditangkap karena hendak menggelar aksi demo di bundaran Kairo. Sumber ini menambahkan, mereka yang ditangkap akan diproses sesuai jalur hukum. 90 orang tersebut memasuki bundaran Kairo secara berkelompok dan sebelum memasuki bundaran mereka ditangkap pihak keamanan. Sementara itu, Ikhwanul Muslimin menyatakan bahwa 121 anggotanya ditangkap di sebuah kawasan yang berjarak 400 km selatan Kairo. Selain itu, pasukan keamanan Mesir juga menangkap sejumlah demonstran di berbagai negara ini. Di aksi demo kemarin, polisi Mesir menangkap sedikitnya 200 orang.
Sementara itu, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mesir, Rashid Mohamed Rashid dilaporkan rela meninggalkan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss dan segera kembali ke Kairo menyusul kondisi gawat di negaranya. Ia disebut-sebut akan menduduki jabatan Perdana Menteri Mesir setelah adanya pemberitaan soal perubahan kabinet. Ia juga diharapkan mampu menghadapi dampak demonstrasi dan gelombang protes rakyat Mesir.
Tak lama setelah kembalinya Rashid ke Mesir, Mohammad Elbaradei, pemimpin oposisi juga dilaporkan tiba di Kairo untuk bergabung dengan para demonstran di hari "Jum'at Kemarahan". Sekjen Partai Nasional Demokrat (NDP), Safwat Al Sharif dalam sebuah pernyataannya mengharapkan shalat Jum'at kali ini berjalan tenang dan tanpa huru hara. Dalam jumpa persnya, al Sharif juga memperingatkan bahwa pasukan keamanan tidak akan diam terhadap mereka yang melanggar undang-undang dan melakukan pengacauan. Dinas Rahasia Mesir pun kali ini diturunkan untuk mengamankan kondisi keamanan nasional.
Al-Sharif dalam komentarnya juga membantah berita bahwa aksi demo selama ini mencapai jutaan orang dan terjadi di seluruh wilayah Mesir. Selain itu, menurutnya polisi juga berlaku ramah terhadap para demonstran. Sepertinya klaim sekjen Partai NDP ini tidak dapat menutupi kondisi sebenarnya di Mesir. Karena aksi demo yang berjalan mulai hari Selasa lalu hingga kini telah menelan korban delapan orang. Mohammad Ghanim, wakil Ikhwanul Muslimin mengatakan, Mesir berada dalam kondisi sensitif dan tidak dapat kembali ke belakang. Dan selama pemerintahan Mubarak belum bubar maka stabilitas tidak akan pulih serta aksi demo di jalan akan terus berlangsung. (IRIB/MF/SL/28/1/2011)
Mubarak Tidak Berani Muncul di Televisi
Berdasarkan laporan terbaru, pasukan keamanan Mesir sudah mulai mengendor dalam menyikapi para pendemo. Bahkan pasukan keamanan sudah tidak mengindahkan perintah komando pusat dalam menyikapi para pendemo. (IRIB/AR/29/1/2011)
Rakyat Mesir Shalat Berjamaah Maghrib dan Isya di Jalan-Jalan
Diberitakan bahwa saat mereka melakukan shalat berjamaah Maghrib dan Isya, waktu itu pula polisi Mesir menembakkan gas air mata ke arah jamaah. Menyusul kejadian itu, seorang pengunjuk rasa yang ikut dalam shalat berjamaah itu mengambil peluru gas air mata itu dan melemparkannya kembali ke arah polisi. (IRIB/SL/28/1/2011)
Pegawai Kedubes Israel Tinggalkan Kairo Menuju Tel Aviv
Sebelumnya, Dubes Israel untuk Mesir telah meninggalkan negara ini pasca terbongkarnya jaringan spionase rezim ini di Mesir.
Sekalipun gedung Kedubes Israel di Kairo bertingkat dalam termasuk gedung yang aman, namun para pegawai yang ketakutan meminta dikirimkan helikopter untuk melarikan dari gedung itu sebelum para pengunjuk rasa sampai ke sana.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel sejak kemarin (Kamis, 27/1) mengeluarkan pernyataan yang isinya meminta warganya yang sedang berada di Mesir untuk segera meninggalkan negara ini disebabkan kondisi keamanan Mesir yang tidak menentu. (IRIB/SL/28/1/2011)
Mubarak Lengser, Sekutu Israelnya Mulai Ketar-Ketir
Menteri Israel ini juga tidak dapat menutup rasa khawatirnya akan bahaya hubungan Israel dengan pemerintah Mesir yang telah menandatangani perjanjian damai dengan Israel. Ia mengatakan, "Mereka harus menggunakan kekuatan dan kekerasan di jalan-jalan."
Menyusul tumbangnya rezim Zine El Abidine Ben Ali, mantan Presiden Tunisia, rakyat Mesir juga melakukan aksi demonstrasi setiap hari di negaranya dan menuntut lengsernya Hosni Mubarak, Presiden Mesir.
Hari ini Mesir akan menyaksikan demonstrasi besar-besaran di seluruh negeri yang disebut hari "Jumat Kemarahan". (IRIB/SL/MF/28/1/2011)
Berangus Demonstrasi Rakyat, Mesir Terjunkan Pasukan Khusus
Selain itu, sejak Jumat pagi akses internet di Kairo tidak dapat dilakukan begitu juga untuk mengirimkan pesan pendek (SMS).
Perkembangan terbaru di Mesir ini menunjukkan betapa rezim Hosni Mubarak tengah meningkatkan upayanya menumpas aksi unjuk rasa rakyat.
Sejak dimulainya aksi protes rakyat pada hari Selasa lalu (25/1) Hosni Mubarak (82) tidak lagi muncul di hadapan publik dan bahkan tidak ada berita mengenai dirinya. (IRIB/SL/MF/28/1/2011)
Source: Banjarku Umai Bungasnya: Akankah situasi di Aljazair,Tunisia hingga Yaman akan merambah ke Indonesia..??? PEOPLE POWER !!!!! http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2011/01/akankah-situasi-di-aljazairtunisia.html#ixzz1D0o32Php
0 comments:
Posting Komentar
"Silahkan berkomentar kawan,,, karena komentar anda sangat berarti pada blog ini, semoga bermanfaat, terima kasih ~,~"